Menjadi “buronan” dosen pembimbing skripsi selama dua tahun itu rasanya cukup malu…..NAMUN, terimakasih untuk dokter pembimbing yang selalu memotifasi dan memberi arahan (dan tentunya memberi pinjaman buku).
Perjalanan mendapatkan gelar “Sarjana” ternyata tidak-lah mudah seperti yang dibayangkan sebelumnya, tidak bisa hanya dengan duduk manis di bangku kayu (baca : kursi keras) sampai tingkat akhir.
Jika kelas tiga SMA kita merasa galau dihadapkan dengan Ujian Nasional, hal itu ternyata berulang lagi ketika menginjak tingkat tiga akhir di kampus, kita akan berhadapan dengan sebuah momen yang tak kalah berat-nya yaitu Skripsi. Setiap orang mempunyai cerita dan pengalaman sendiri mengenai skripsi-nya, dari mulai pembuatan proposal sampai membuat laporan.
Saya akan bagi menjadi tiga zona yaitu Pra-sidang (berupa Proposal dan Perizinan), Sidang (berupa Pembuatan Laporan dan Presentasi) dan Pasca-sidang. Sebenarnya ini hanya pembagian saya sendiri, belum ada daftar pustaka yang pasti. Tiap zona punya karakteristik ujian dan kesulitan berbeda-beda seperti halnya bermain game. Saya akan memulai dari zona pra-sidang atau masa sebelum sidang, beberapa karakteristik kesulitan yang “sering” dan akan kita hadapi yaitu :
Rangking pertama yaitu "Penolakan Proposal". Biasanya hal ini diakibatkan beberapa varian virus jahat yang menyerang system komputerisasi mata dan otak yang sering tidak sinkron. Virus “Label” alias Latar Belakang merupakan penyakit yang paling sering menghalangi para skripsi-ater di negeri ini. Hati-hati dan selalu waspada karena dari semua mahasiswa di Ffakultas Kedokteran angkatan 2009 UIN Jakarta tidak ada yang lolos dari virus ini. Virus kedua adalah “Jumpel” alias Jumlah Sampel. Mahasiswa sering bolak-balik kantor dosen hanya untuk memastikan apakah hitungannya sudah benar atau salah. Kalimat yang membuat lega perasaan adalah perkataan dosen “Sampel kamu sudah cocok…”. Meskipun virus “Tipu” alias Tinjauan Pustaka berada di rangking ketiga, namun jangan gegabah, harus tetap hati-hati karena dosen pembimbing akan memeriksa setiap kata-kata yang kita tuliskan bahkan saking rajinnya memeriksa koma(,) dan titik (.).
Rangking kedua ditempati oleh "Kegagalan Mengambil Sampel". Hal yang saya hadapi yaitu masalah perizinan ke tempat pengambilan sampel yang akan kita datangi, bisa karena letaknya yang jauh atau mungkin surat perizinan yang tak kunjung dibaca (baca : acc). Lain halnya jika penelitiannya berupa eksperimen, kita akan berhadapan dengan perkataan “aduh, alat-alatnya susah dan mahal”, atau mungkin “aduh, tempat uji sampelnya terjatuh ga disengaja”.
Rangking ketiga adalah "Wajar (Wajib Belajar) SPSS". Sebenarnya jika saya bandingkan dengan Excel, SPSS tidak lah serumit Excel atau software perhitungan yang lain. Namun yang membuat saya sulit adalah saya harus mengetahui kakteristik atau jenis data yang akan kita olah, ditambah rumus-rumus atau formulanya bermacam-macam sesuai keinginan isi skripsi kita. Ingat, keinginan "isi skripsi kita" bukan "keinginan kita".
Ini hanyalah cerita singkat saya selama ini, untuk selanjutnya saya akan kembali memposting cerita selama sidang setelah jam 14.05 pada tanggal 24 September 2012 nanti.
Wassalam.
2 komentar:
Klo sekarang lg hits Gangnam Style...kayaknya kalian 2009 harus bikin Skipsi Style atau Riset Style......Just calm and keep moving..everything will be fine.....
Hadapi,jalani saja,,serta just rilax,dan semuanya akan berlalu dengan begitu saja......
Percayalah.....
Haha...iya ka, mohon bimbingannya terus ka...keep spirit..
Posting Komentar