Pages

Selasa, 07 Juni 2011

SATU LANGKAH YANG TERTUNDA

Siapa yang tidak mau mengenyam pendidikan di suatu negara berbentuk federasi di Eropa Barat dan merupakan negara dengan posisi ekonomi dan politik yang sangat penting di Eropa maupun di dunia. Ya, namanya Jerman (Germany) atau lebih dikenal dengan Bundes Republik Deutschland. Apalagi, jika hal tersebut bukan hanya impian dan bayangan semata, tapi kenyataan (garis bawahi bahwa ini adalah kenyataan). Tapi apa jadinya, jika kenyataan itu juga harus bertolak belakang dengan keinginan dan perasaan orang tua, dan ini adalah kenyataan juga.

Sambil membuka lembaran terakhir kertas-kertas persyaratan yang bertuliskan Universität Freiburg , salah satu universitas di Jerman yang dikirimkan ke Indonesia (rencananya mau dibuang), tepatnya ke salah satu rumah di Tasikmalaya, sebuah penawaran untuk mengenyam pendidikan GRATIS di salah satu fakultas kedokteran selama tujuh tahun di negara yang sangat terkenal dengan sejarah Nazi dan Adolf Hittler-nya.

Universität Freiburg – Di jantung kota Freiburg yang tidak jauh dari Swiss dan Perancis Anda akan menemukan salah satu universitas tertua di Jerman: Albert-Ludwigs-Universität. Didirikan pada tahun 1457 dengan kursus dalam teologi, kedokteran, hukum dan filsafat, sekarang memiliki 11 departemen. Beberapa 20.000 mahasiswa dan 3.600 mahasiswa internasional – terdaftar di sini. Universität Freiburg sebagai sebuah tatapmuka antara ilmu-ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora.

Dan, kenyataannya, bahwa ini adalah pengalaman saya sendiri (tapi dulu..dulu banget). Sekali lagi ini adalah karena 100% faktor keberuntungan atas izin dan karunia Allah SWT, bukan karena saya pintar atau nilai rapor sepuluh semua, dan terimakasih untuk Departemen Pendidikan Nasional atas informasi beasiswa sebelumnya.

Alhamdulillah, nasihat dan saran orang tua yang cukup dapat dimengerti akhirnya harus menanggalkan rizki dan keinginan yang sudah ada di depan mata tersebut. Mungkin, setelah melangkah 99 kali, harus tertunda dulu satu langkah di langkah terakhir menuju seratus.

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar