Jurus(kurang)Jitu FKUIN Jakarta-RSUP Fatmawati

Sebuah catatan singkat selama menjalani koas, lebih lengkapnya silahkan cek di Youtube kanal Abdihilap.com

Video abdihilap

Temukan lebih banyak video hanya di kanal abdihilap.com di Youtube

Pages

Selasa, 28 Juni 2011

TRANSPLANTASI JANTUNG MENURUT KEDOKTERAN ISLAM

Pleno Modul Kedokteran Muslim yang dilaksanakan hari ini di FK UIN Jakarta membahas bagaimana transplantasi jantung dilihat dari segi medis dan islam ?

Rasa ingin tahu manusia yang tidak terbatas serta keinginan hidup abadi tercermin secara nyata sejak tahap awal sejarah transplantasi jantung. Oleh sebab itu, ide penggantian jantung yang rusak dengan yang baru telah berkobar dalam imajinasi manusia sejak beberapa abad yang lalu. Karya pionir Alexis Carrel di awal abad ke-20 telah membawa ide transplantasi jantung keluar dari alam mitologi dan menjadi kenyataan, ia melakukan transplantasi jantung pertama pada anjing yang hanya bertahan hidup selama 2 jam. Untuk karya besar ini, Carrel menerima Penghargaan Nobel di bidang kedokteran di tahun 1912.

Senin, 27 Juni 2011

SOICHIRO HONDA : " LIHAT KEGAGALAN SAYA"

Jika ada pertanyaan siapakah penemu atau pendiri perusahaan otomotif besar di Jepang bernama Honda, maka buku ini adalah salah satu jawabanya secara lengkap. Diterjemahkan dari “The Honda Myth : The Genius and His wake”, Vertical Inc. New York 2006. Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Affan Achyar. Penerbit Hikmah Jakarta, cetakan pertama pada bulan Agustus 2008.

"Mulai dari sepeda motor, mobil, pesawat terbang hingga robot sekalipun."

Baru keluar rumah dan melangkahkan kaki di samping jalan, melihat-lihat kendaraan, pasti mata kita selalu terbentur pada satu merk, tidak lain yaitu Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini memenuhi padatnya lalu lintas jalanan.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan,
selalu menjauh dari pandangan guru. "Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang. Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Kuliah

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya.

Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapatmenjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga.

Sepeda motor....


Mobil...


Pesawat terbang...


Robot Asimo...


Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Soichiro Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi itu menjadi kenyataan.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan teruslah berusaha, lihatlah Honda sang Raja jalanan.

Kamis, 16 Juni 2011

ISLAM MEMANDANG " BUTA KALA DAN KALAHARU "

Hari Kamis dini hari tadi, tanggal 16 Juni 2011 baru saja terjadi fenomena alam gerhana bulan terlama sepanjang 100 tahun terakhir karena bertahan dari pukul 01.22 WIB hingga 05.22 WIB.

Bercerita tentang gerhana bulan, mengingatkan saya dengan sebuah buku fiksi Mitos dan Kebudayaan Indonesia yang menceritakan tentang sebuah mitos Buta Kala yang memakan bulan dan masyarakat menabuh lumpang (tempat penumbuk dari besi) agar buta-nya cepat hilang. Disamping itu, ada juga yang menceritakan tentang Kalaharu, Raja Siluman yang mencari tirta kehidupan (tirta amerta) yang konon bermanfaat mampu menghidupkan orang yang telah meninggal. Masyarakat berpendapat Prabu Kalarahu akan takut bilamana mendengar bunyi lesung di tabuh.

Tapi bagaimana Islam memandang persoalan di atas ?

Saya mengambil sebuah artikel dari inilah.com, semoga artikel ini bisa menambah keilmuan kita baik dari segi Agama maupun Ilmu pengetahuan.

Bagi orang Arab Quraisy, gerhana bulan dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran, dan kepercayaan ini dipercaya secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat.

Di zaman Rasulullah, misalnya, pernah terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan kematian putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim. Orang-orang pada saat itu menganggap terjadinya gerhana karena kematian putra Nabi tersebut.

Pemahaman yang salah ini diluruskan oleh Rasulullah. Dalam Islam, gerhana bulan adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta. Sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.044, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”


Namun bagi sekelompok masyarakat, gerhana bulan dikaitkan dengan berbagai mitos dan tahayul. Di negeri China, orang percaya bahwa seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang artinya memakan.

Sampai abad ke 19 mereka biasanya membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga. Orang Indian juga percaya bahwa seekor naga lah yang membuat gerhana bulan. Mereka lalu menyembah sang naga dengan berendam sampai sebatas leher.

Sementara di Jepang, orang percaya bahwa waktu gerhana ada racun yang disebarkan ke bumi. Dan untuk menghindari air di bumi terkontaminasi racun, mereka menutupi sumur-sumur mereka.

Lalu, Kaisar Louis dari Perancis wafat setelah mengamati gerhana di tahun 840. Konon ia begitu bingung saat kegelapan selama 5 menit dan meninggal karena begitu takut.
 

Jumat, 10 Juni 2011

FESTIVAL KOMPUTER 2011

Seperti yang ditunggu-tunggu sebelumnya, akhirnya Festival Komputer 2011 yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan telah hadir lagi. Pameran yang berlangsung dari tanggal 6 s.d 12 Juni 2011 tersebut benar-benar menarik perhatian para pecinta teknologi komputerisasi di Indonesia, khususnya daerah Ibu Kota. Buktinya, dari mulai dibukanya pameran ini sampai ketika saya pergi ke JCC pada hari Kamis sekitar jam 18.30, sepertinya tidak pernah surut akan pengunjung yang haus teknologi.


Kamis malam, saya, Pradipta, Syukran dan Abe Umaro sengaja pergi ke sana. Kami berempat berangkat dari Ciputat selepas magrib dengan menggunakan motor dan tiba di JCC kira-kira 45 menit berikutnya. Perjalanannya cukup menyenangkan sambil menikmati “Jakarta di Malam Hari”, meskipun sekali lagi, “Jakarta Tetap Jakarta” dengan ciri khas macetnya.

Setelah membayar tiket seharga lima ribu rupiah (kecuali Sabtu dan Minggu), kami langsung keliling dari stand komputer satu ke yang lainnya. Hampir semua perusahaan dari mulai yang ternama hingga yang tidak punya nama, maksudnya namanya baru saya dengar, juga mengikuti pameran ini.



Untuk saya sendiri, berangkat ke pameran ini tidak lain hanyalah untuk menyenangkan mata saja, maklum bugdet yang tersedia tidak cukup untuk menambah koleksi IT di kamar.


Loket pembelian tiket....



Di salah satu stand komputer....


Foto Model...


Kami pulang jam sembilan malam....




Selasa, 07 Juni 2011

SATU LANGKAH YANG TERTUNDA

Siapa yang tidak mau mengenyam pendidikan di suatu negara berbentuk federasi di Eropa Barat dan merupakan negara dengan posisi ekonomi dan politik yang sangat penting di Eropa maupun di dunia. Ya, namanya Jerman (Germany) atau lebih dikenal dengan Bundes Republik Deutschland. Apalagi, jika hal tersebut bukan hanya impian dan bayangan semata, tapi kenyataan (garis bawahi bahwa ini adalah kenyataan). Tapi apa jadinya, jika kenyataan itu juga harus bertolak belakang dengan keinginan dan perasaan orang tua, dan ini adalah kenyataan juga.

Sambil membuka lembaran terakhir kertas-kertas persyaratan yang bertuliskan Universität Freiburg , salah satu universitas di Jerman yang dikirimkan ke Indonesia (rencananya mau dibuang), tepatnya ke salah satu rumah di Tasikmalaya, sebuah penawaran untuk mengenyam pendidikan GRATIS di salah satu fakultas kedokteran selama tujuh tahun di negara yang sangat terkenal dengan sejarah Nazi dan Adolf Hittler-nya.

Universität Freiburg – Di jantung kota Freiburg yang tidak jauh dari Swiss dan Perancis Anda akan menemukan salah satu universitas tertua di Jerman: Albert-Ludwigs-Universität. Didirikan pada tahun 1457 dengan kursus dalam teologi, kedokteran, hukum dan filsafat, sekarang memiliki 11 departemen. Beberapa 20.000 mahasiswa dan 3.600 mahasiswa internasional – terdaftar di sini. Universität Freiburg sebagai sebuah tatapmuka antara ilmu-ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora.

Dan, kenyataannya, bahwa ini adalah pengalaman saya sendiri (tapi dulu..dulu banget). Sekali lagi ini adalah karena 100% faktor keberuntungan atas izin dan karunia Allah SWT, bukan karena saya pintar atau nilai rapor sepuluh semua, dan terimakasih untuk Departemen Pendidikan Nasional atas informasi beasiswa sebelumnya.

Alhamdulillah, nasihat dan saran orang tua yang cukup dapat dimengerti akhirnya harus menanggalkan rizki dan keinginan yang sudah ada di depan mata tersebut. Mungkin, setelah melangkah 99 kali, harus tertunda dulu satu langkah di langkah terakhir menuju seratus.

SEBUAH CERITA DI NEGERI ORANG

Meskipun sudah beberapa bulan ke belakang, mudah-mudahan tidak terlalu basi, tidak ada salahnya kalau saya sedikit membagi perjalanan saya mengikuti acara Muhibah Kedokteran ke Singapore dan Malaysia yang diadakan oleh IIMA (Indonesia Islamic Medical Association).

Kegiatannya sendiri meliputi kegiatan yang bersifat ilmiah ( mengunjungi universitas dan pusat pendidikan) , kegiatan keagamaan ( kunjungan ke islamic centre) dan kegiatan kebudayaan (kunjungan ke Malaka).

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada FULDFK , Prof.DR.dr. Salamun Sastrawikarta, Sp.M sebagai ketua rombongan yang membimbing dalam semua kegiatan dan semua peserta muhibah. Saya mendapatkan amanah sebagai ketua delegasi pada waktu itu. Dari UIN Jakarta sendiri ada empat orang yang mengikutinya yaitu Pradipta (Dep.Kastrat BEMJ PD), Midoen (Dep.Keislaman BEMJ PD), Ops Siagara (Scome CIMSA UIN) dan saya sendiri dari Dep.Kaderisasi BEMJ PD.

Registrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta....


 Tiba di Bandara Internasional Changi Singapore.....


Berkunjung ke Pusat Harmony Islam Singapore, bertemu dengan Mufti Besar Singapore dan mengunjungi Merlion.....


Mengunjungi Rumah Sakit Spesialis Damansara, dengan program kedokteran spesialis yang sangat mutakhir serta managemen rumah sakit yang modern.....



Mengunjungi Rumahsakit PUSRAWI,rumah Sakit Islam modern milik MUI Malaysia.....


 Joint Seminar dengan Mahasiswa Kedokteran University Cyberjaya, Putra Jaya, Fakultas Kedokteran Swasta Terkemuka di Malaysia.....



 Berkunjung ke Mesjid Utama Malaysia dan Istana Perdana Menteri DR Mahathir....


Berkunjung ke Genting Highland....



Jalan-jalan....




Pulang Kampung ke negara tercinta....


Terimakasih Yaa Allah...

Minggu, 05 Juni 2011

MELANCONG DI PARIS VAN JAVA

Ketika ada libur lama seperti sekarang ini, saya merasa kurang betah terus-menerus tinggal di kostan, hanya digunakan untuk tidur, makan dan mandi saja tanpa ada kegiatan yang bermakna. Akhirnya, saya memutuskan untuk liburan di kota Bandung. Ada banyak alasan yang membuat saya memilih Bandung, diantaranya wisata kuliner, acara kunjungan kampus sampai berniat mengunjungi Gedung Sate lebih dekat, siapa tau bertemu Pak Gubernur (baca: untung-untungan).

Saya menggunakan Baraya Travel pada waktu berangkat ke Bandung, dibandingkan naik bis, akhir-akhir ini saya lebih memilih menggunakan travel, selain karena biayanya yang lebih murah kalau langsung ke kota Bandung-nya, juga waktunya yang relative lebih singkat.

Setelah tiba di kota Bandung, saya mengunjungi dua universitas yaitu Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan. Saya menyempatkan berkeliling di kedua kampus tersebut bahkan sampai mengunjungi perpustakaan utamanya. Kebetulan, di Unisba sedang ada bazar buku waktu itu.

Kegiatan mengunjungi kampus-kampus yang ada di negeri ini sudah saya rencanankan dari semenjak SMA dan saya namakan “Wisata Kampus” , ketika saya kuliah di sebuah universitas, setidaknya saya harus mengunjungi minimal tiga puluh kampus, minimal saya tau tempatnya, maksimalnya saya mendapatkan pengalaman baru baik dari segi ilmu maupun korelasi. Beberapa universitas yang sudah sengaja saya kunjungi baik di daerah sendiri maupun luar kota adalah : UNPAD, Universitas Islam Bandung, Universitas Jend. Ahmad Yani, Universitas Pasundan, UPI, Universitas Maranatha Bandung, UIN Bandung, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, ITB, UI, Univ. Tarumanagara, Univ. Trisakti, UGM, UMY, dan UII Yogyakarta.



Setelah itu, saya dengan Annisa Rizki Rustandi mengunjungi gedung sate. Seperti yang kita ketahui, Gedung sate didirikan pada tahun 1920 pada masa Hindia Belanda. Gedung Sate sejak tahun 1980 dikenal dengan sebutan Kantor Gubernur karena sebagai pusat kegiatan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, yang sebelumnya Pemerintahaan Propinsi Jawa Barat menempati Gedung Kerta Mukti di Jalan Braga Bandung. Biasanya pada hari minggu lingkungan halaman Gedung Sate dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai, sekedar duduk-duduk menikmati udara segar kota Bandung atau berolahraga ringan.


Terakhir, saya mengunjungi Kebun Binatang Bandung di samping ITB. Harga tiketnya Rp. 12.000,-. Kebun binatang ini cukup padat pengunjung, mungkin karena dampak dari libur panjang yang ditetapkan pemerintah.


Alhamdulillah, liburan ini terasa bermakna, saya pulang lagi ke Jakarta jam 21.00 dari Bandung dengan Day Trans Travel.

Rabu, 01 Juni 2011

SAYA PERNAH SMA

Sehabis pulang kuliah sambil merebahkan badan, saya menyempatkan baca-baca buku kenangan waktu SMA. Masih bagus, mungkin karena jarang saya buka dan masih lengkap dengan stiker kelulusannya. Setelah dua tahun ini,saya (atau jangan –jangan mungkin cuma saya) jarang sekali kumpul bareng. Rasanya tidak sempurna kalau ada yang tidak bisa kumpul meskipun hanya satu orang, sekali mau kumpul jadwal libur kuliahnya berbeda.Akhirnya, saya niatkan untuk memposting foto-foto jaman jadul dulu, mudah-mudah ini jadi hal yang cukup baik untuk saling mengingatkan tentang sebuah keluarga yang bernama “Exict”

Sebelumnya saya perkenalkan dulu keluarga exict dari kiri ke kanan :
Barisan 1 yang sedang duduk : Fahmi (sobat sebangku tiga generasi), Nino, Fajar, Eky, Egy, Rio, Rifi dan Widy. Barisan 2 : Dera, Irsa, Aldila, Riva, Diah, Ibu tercinta (Ibu Icah), Aisyah, Edgina “Adjiem”, Dea dan Sari Melati. Barisan 3 : Astrid, Mina ”Minot”, Perra, Icha, Fitri, Laela Sari, Ina, Vicka, Sellvy dan Rafika. Barisan 4 : Bobi “Beybey”, Asep, Randy, Arif “Donk”, Endang, Adi P-Man, Adi (Haha...saya sendiri), Mulky “Q-Moel”, Indra, Aris Ganteng, Redy dan Nurdin “Utchup”.

Cerita di kelas....


Cerita di acara nikah..


Cerita saat liburan...


Ada pesan yang tersembunyi..



dan diakhiri semuanya di acara perpisahan..


Semoga kita slalu memiliki ikatan keluarga selamanya....