Jurus(kurang)Jitu FKUIN Jakarta-RSUP Fatmawati

Sebuah catatan singkat selama menjalani koas, lebih lengkapnya silahkan cek di Youtube kanal Abdihilap.com

Video abdihilap

Temukan lebih banyak video hanya di kanal abdihilap.com di Youtube

Pages

Rabu, 26 Februari 2014

REUNI (belum) JADI ORANG


Sejak lulus dari SMA empat tahun yang lalu, rasanya  belum pernah sekalipun mengikuti acara atau kegiatan seperti reunian di sekolah. Alasannya masih sama, sama seperti yang lainnya, malu karena belum “jadi orang”, alasan yang sebenarnya tidak logis, toh reuniah bukan untuk saling memamerkan mobil, gelar atau keluarga. Reunian merupakan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman, saling membantu dan terutama saling tukar link/kesempatan pekerjaan

Namun untuk sebatas kumpul-kumpul meluangkan waktu ketika ada libur sempat beberapa kali saya  ikuti. Jangankan di tingkat sekolah yang statusnya formal, hanya untuk kumpul-kumpul yang ikut hanya beberapa gelintir orang. Alasannya yang tepat saat ini mungkin jadwal libur yang beda, biasanya paling banyak ketika Buka Puasa di bulan Ramadhan atau ketika Syawalan.

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu beberapa teman seangkatan ketika masih duduk di bangku SMA, takjub dan merasa bangga banyak memiliki teman yang sudah bekerja alias sudah menghasilkan uang. Semoga keberuntungan itu ada juga pada saya.

( Berfoto dengan teman sebangku tiga tahun, Fahmi alumnus IPB )

 ( Berfoto dengan teman sekelas, Randi (UGM, tengah) dan Bobi (ITB, kanan) )


Sabtu, 22 Februari 2014

BELAJAR DAKWAH DI FK UIN JAKARTA

Saat membuat postingan ini, saya sedang berada di Stase Kedokteran Muslim (Dokmus) FK UIN Jakarta. Setelah membuat postingan sebelumnya, “Mengkafani Jenazah di FK UIN”, sekarang saya ingin berbagi pengalaman menarik dan tentunya bermanfaat yaitu belajar menyampaikan dakwah

Beberapa hari sebelumnya, dosen memberikan pilihan topik yang harus kami buat sebagai tugas akhir Stase Dokmus. Waktu dakwahnya dibatasi hanya 7 menit dan tiap mahasiswa harus mengambil topik berbeda. Saya sendiri menyampaikan materi dakwah mengenai Bersyukur dengan judul “Mengingat bahwa Kehidupan Hanyalah Sementara”.

Aneh atau apalah kata yang tepat untuk menggambarkan kegiatan ini, sebelumnya saya dan teman-teman sejawat pernah berfikir seperti itu, tapi pada akhirnya saya mengerti bahwa kami bukan dididik hanya sebagai dokter yang pintar mendiagnosis penyakit dan meresepkan obat tapi juga pintar menyampaikan dakwah sambil mengobati karena sehat dan sakit hanyalah milik Allah SWT semata, bukan di tangan seorang dokter.

Satu hari sebelumnya saya sudah selesai menulis Cerpen alias Ceramah Pendek, sekarang tinggal belajarnya, maklum saya tidak terbiasa pidato di muka umum, masih sedikit gugup alias demam panggung. Saya berharap ketika ujian bukan nama saya yang pertama dipanggil. Tapi takdir berkata lain, malam hari-nya ketiduran, paginya nama saya yang pertama kali dipanggil. Gugup, sedikit bingung dan grogi juga ada, malah judulnya saya ganti tidak sadari, bukan Kehidupan Hanyalah Sementara melainkan Kematian Hanyalah Sementara.
 


Senin, 10 Februari 2014

RS HAJI JAKARTA DIHIBAHKAN KE FK UIN JAKARTA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta sepakat dengan Kementerian Agama (Kemenag), untuk menghibahkan RS Haji Pondok Gede kepada Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat.
Dengan demikian, kisruh dan sengketa RS Haji segera diselesaikan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI tidak bisa membuat RS Haji menjadi RSUD milik DKI.
Sementara, bentuknya sebagai PT harus segera dibubarkan sesuai putusan pengadilan.
             
”Sekarang lebih baik dihibahkan, Kementerian Agama juga sudah sepakat. Kami berikan ke UIN agar bermanfaat untuk mendidik para Tenaga Kerja Indonesia Wanita (TKW) belajar ilmu keperawatan,” ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/8/2013). 

Selama ini, lanjutnya, TKW yang berangkat ke kawasan Timur Tengah sebagian besar tidak terdidik. Sedangkan pasar perawat bayi dan lansia di jazirah arab cukup tinggi.

”Justru pasar perawat di sana diisi orang dari Filipina, kan sayang kalau kita tidak manfaatkan potensi itu. FK UIN cukup bagus, bisa penuhi kebutuhan untuk pendidikan, toh sama-sama milik negara (UIN), bukan kampus swasta,” jelas Basuki.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi DKI Jakarta Catur Laswanto beberapa waktu lalu menjelaskan. Awalnya, RS Haji adalah BUMD DKI yang sahamnya dimiliki Pemprov DKI sebesar 51 persen, dan sisanya milik Badan Pengelola Dana Abadi Umat Kementerian Agama

RS tersebut dibangun untuk mengenang tragedi terowongan Mina yang menelan korban jemaah haji, termasuk dari Indonesia.
”Kemudian, bentuk PT RS Haji Jakarta digugat class action. Pengadilan memutuskan bentuk PT harus dibubarkan, sekarang sedang dalam proses, jadi memang tidak ada pendapatan asli daerah (PAD) dari RS Haji,” papar Catur. 

Pembubaran bentuk PT membuat status RS menjadi tidak jelas. Pemprov DKI kemudian berniat menjadikan RSUD dengan bentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Dinas Kesehatan DKI.
Namun, itu tidak bisa dilakukan, karena bersengketa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, dan diputuskan tidak bisa dibuat BLUD. Sengketa dua kubu pemegang saham RS Haji Jakarta akhirnya berkepanjangan. Karena, Kementerian Agama juga ingin mengelola rumah sakit ini.

Sumber : www.tribunnews.com

Jumat, 07 Februari 2014

JENAZAH DI FK UIN JAKARTA

Sebagai universitas yang berada di bawah naungan Kementrian Agama RI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta wajib menerapkan materi-materi tentang keislaman di semua fakultas, tidak terkecuali di Fakultas Kedokterannya. Salah satunya adalah mengenai Pemulasaran Jenazah yang meliputi memandikan, mengkafani, menshalati dan menguburkannya. Materi ini dirasa sangat penting mengingat profesi dokter merupakan profesi yang hampir tiap hari harus berhadapan dengan orang-orang dalam kondisi kritis dan meninggal dunia.

Saya sendiri merupakan salah satu peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa tapi juga oleh dosen pengajar di FK UIN Jakarta. Merasa kagum karena banyak dokter dan dokter spesialis yang mengikuti kegiatan ini. Tidak tanggung-tanggung, Kedokteran UIN langsung mengundang seorang pakar yang berasal dari Fakultas Syariah UIN Jakarta, DR. M. Nurul Irfan.

Kegiatan ini dimulai dengan presentasi dari pakar pengurusan jenazah tersebut, kemudian dilanjutkan session tanya jawab dan role play. Jujur, ini pengalaman yang berharga karena banyak keilmuan yang bisa saya dapatkan.
 
Tampak para dosen yang meliputi dokter umum dan dokter spesialis dari berbagai bidang mengikuti kegiatan Pemulasaran Jenazah di Gedung FKIK lantai 5 ruang 520.


Pakar Pemulasaran Jenazah yang berasal dari Fakultas Syariah UIN Jakarta, DR. M. Nurul Irfan sedang menjelaskan.


Role play pemulasaran jenazah yang dilakukan oleh Koas Kedokteran UIN Jakarta 



Hasilnya....

 

Created by : Adi Heryadi

Kamis, 06 Februari 2014

BEDAH KAMPUS : FK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Banyak calon mahasiswa yang ingin mengetahui Kedokteran UIN Jakarta menghubungi saya baik lewat media sosial atau langsung sms dan telpon. Sebelumnya saya memposting mengenai Biaya Kedokteran UIN Jakarta (Klik DISINI), sekarang saya ingin berbagi video yang saya buat sendiri. Bagus atau tidaknya, semoga cuplikan singkat ini menggugah dan memberbesar semangat calon mahasiswa  yang ingin melanjutkan ke kedokteran UIN Jakarta. 

Ini yang Pertama....


Ini yang Kedua...



Sekian, semoga bermanfaat.
By : Adi Heryadi

Rabu, 05 Februari 2014

MENGINGAT BAHWA KEHIDUPAN HANYALAH SEMENTARA



Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhmmad SAW.

Dalam kesempatan kali ini, sesuai dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang saya bacakan di awal,  saya akan menyampaikan ceramah yang berjudul “Mengingat bahwa Kehidupan Hanyalah Sementara”.

Al-Qur'an telah menerangkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah bagaikan sebatang pohon yang tumbuh, berkembang, berbuah, layu dan akhirnya mati musnah di telan bumi.1 Dunia hanya dijadikan tempat persinggahan manusia sebelum masuk ke alam akhirat baik neraka ataupun surga. Nabi Muhammad SAW menegaskan dengan mengibaratkan seperti seorang pengembara, yang sedang berjalan menuju tempat tujuannya.2 Ia hanya sekedar lewat dan tidak akan mungkin menetap. Pengembara ini perlu mempersiapkan bekalnya agar bisa sampai ke tempat tujuannya. Selama mengembara, tentu ia akan mendapatkan banyak ujian dan cobaan. Oleh karena itu, untuk bisa selamat sampai ke negeri tujuannya, ia harus benar-benar waspada dan menjauhi segala perkara yang bisa membinasakannya.3

“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (Hadits shohih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari)

Kehidupan kita di dunia sangat mirip dengan situasi ketika menunggu sebuah kereta di sebuah stasiun. Sebelum bisa menaiki kereta yang akan membawa kita ke tujuan maka kita perlu membeli sebuah tiket yang disebut karcis. Untuk membeli karcis itu dalam kehidupan nyata kita memerlukan sejumlah uang, dan uang kita untuk masuk ke surga Allah SWT berupa pahala-pahala. Selama waktu menunggu kedatangan kereta yang menjemput, kesempatan untuk memperoleh pahala sedang terbuka selebar-lebarnya.4
 
Jika kita di sebuah stasiun dan tidak memiliki uang, hanya ada dua jalan, pertama melakukan perbuatan baik seperti menolong orang, berjualan sesuatu atau menyediakan jasa membawa barang demi mendapatkan uang untuk membeli tiket, atau yang kedua yaitu melakukan kesempatan dengan melakukan perbuatan buruk seperti mencuri yang membawa dosa dan membuatnya harus mendekam di sebuah tahanan. Untuk mendapat pahala sebanyak-banyaknya manusia dapat melakukan amalan ibadah seperti sholat, puasa, zakat, sedekah, dan sebagainya selama hidup. 4
 
Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak..( QS. Al- Hadid : 20) 

Imam Najmuddin an-Nasafi menafsirkan bahwa manusia akan mengalami beberapa fase kehidupan, yaitu5 :
§   
  1. La'ibun, fase pertama dari kehidupan manusia selama berumur 1-8 tahun yang berisikan permainan.
  2. Lahwun adalah sifat lalai yang terdapat dalam diri manusia, lalai karena tidak terbiasa berpikir panjang atau sengaja tidak mau berpikir panjang. Inilah sifat ketika remaja berumur 9-16 tahun.
  3.  Zinatun, bahwa dunia ini adalah perhiasan semata, anak manusia selalu ingin tampil mengagumkan. Fase ini antara umur 17-24 tahun. 
  4.   Tafakhurun baynakum artinyadunia menjadi tempat untuk saling bermegah-megahan dan  saling menyombongkan diri. Fase ini antara umur 25-32 tahun 
  5. Takatsurun fil amwal, bahwa dunia ini adalah tempat memperbanyak harta dan keturunan. Inilah puncak dari fase kehidupan manusia ketika berumur 33 tahun dan seterusnya. 
  6. Takatsurun fil aulad, fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya. Umur empat puluh tahun ke atas adalah masa yang wajar seseorang mulai memperhatikan kepentingan anak dan cucu-cucunya.

Di dunia kedokteran dan psikologi juga dijelaskan fase kehidupan manusia menurut Erik Homburger Erikson, yaitu6 :
  1. §  Tahap Bayi (Infancy): Sejak lahir hingga usia 18 bulan
  2. §  Tahap Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18 Bulan hingga 3 tahun
  3. §  Tahap Usia Bermain (Play Age): 3 hingga 5 tahun
  4. §  Tahap Usia Sekolah (School Age): Usia 6 – 12 tahun
  5. §  Tahap Remaja (Adolescence): Usia 12 hingga 18 tahun
  6. §  Tahap Dewasa Awal (Young Adulthood): Usia 18 hingga 35 tahun
  7. §  Tahap Dewasa (Middle Adulthood): Usia 35 hingga 55 atau 65tahun
  8. §  Tahap Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 atau 65 tahun hingga mati

Ketika telah dewasa dan menjadi kuat, banyak manusia yang lupa asal kejadiannya. Ia menjadi sombong dan bangga dengan kemampuannya. Ia merasa bahwa semua yang didapat dan dimilikinya adalah karena kemampuan dan hasil kerja keras dirinya. Ia lupa pada Allah yang telah menjadikannya dari keadaan lemah, kemudian menjadi dewasa dan kuat. Ketika kuat dan berjaya ia lupa, bahwa kelak Allah akan menjadikannya tua dan lemah kembali.4 Kedua pendapat tersebut menyatakan bahwa manusia akan selalu mengalami pergantian fase dalam kehidupannya sehingga membuktikan bahwa kehidupan di dunia tidaklah kekal.

Hikmah yang bisa diambil dari ceramah “Mengingat bahwa Kehidupan Hanyalah Sementara” diantaranya :
  • §  Membuat kita senantiasa mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian sebelum benar datang
  • §  Mencegah kita dari perbuatan kejahatan, mendorong kita senantiasa bertobat kepada Allah dan memperbaiki diri dari kesalahan dan dosa
  • §  Membuat diri kita cinta terhadap akhirat dan mendorong kita untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rosul-Nya.
Semoga ceramah yang singkat ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Jika dalam penyampaian kultum ini ada kesalahan yang menyinggung perasaan, saya mohon maaf dan kepada Allah SWT saya mohon ampun. 

Akhir kata saya ucapkan, wabillahitaufik wal hidayah wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarokatuh.

DAFTAR PUSTAKA

  • Al-Quran Surat Al-Hadid ayat 20
  • Hadits Shahih Riwayat Bukhari
  • Hasan NY. Kehidupan adalah Kesenangan yang Menipu. [online] Jakarta. 2009.[Diakses tanggal 02 Februari 2014]. Berasal dari : www.quransunnah.com
  • Abdullah G. Hikmah selalu Mengingat Kematian.  Bandung : Yayasan Darut Tauhid, 2005.
  • NU Online. Fase Kehidupan di Dunia. [online] Jakarta. 2013.[Diakses tanggal 02 Februari 2014]. Berasal dari : www.nu.or.id
  •  Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung : Refika Aditama. 2009