Jurus(kurang)Jitu FKUIN Jakarta-RSUP Fatmawati

Sebuah catatan singkat selama menjalani koas, lebih lengkapnya silahkan cek di Youtube kanal Abdihilap.com

Video abdihilap

Temukan lebih banyak video hanya di kanal abdihilap.com di Youtube

Pages

Senin, 01 Desember 2014

JURUS-JITU BEDAH FK UIN JAKARTA/RSUP FATMAWATI

Catatan ringkas ini dibuat untuk membantu koas khususnya FK UIN Jakarta yang sedang melaksanakan Kepanitraan Klinik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Jakarta. Tidak lengkap memang, tapi semoga bisa menambah sedikit informasi untuk kelancaran koasnya.

Stase bedah FK UIN/RSUP Fatmawati berlangsung selama 10 minggu, dengan 9 minggu untuk tiap-tiap sub divisi bedah dan 1 minggu terakhir untuk ujian minor dan mayor. Sub divisi tersebut diantaranya Vaskuler, Digestif, Umum, Onkologi, Urologi, Plastik, Orthopaedi dan lainnya.

Satu sub divisi bedah berlangsung selama 1 minggu dan selama satu minggu tersebut masing-masing koas harus mempresentasikan 1 kasus pasien, 1 mini cex serta ujian pre dan post test. Jadi selama stase bedah kita banyak sekali yang harus di presentasikan.

Catatan ini berisi mengenai tips dan trik kegiatan selama di stase bedah, bagaimana kebiasaan dan pertanyaan yang sering konsulen tanyakan, tips jaga dan menyiasatinya supaya tidak terlalu cape, tips segala hal mengenai ujian baik pre dan post test, maupun ujian  minor dan mayor, dan tidak ketinggalan mengenai rutinitas eksternal di stase bedah yaitu futsal tiap Kamis malam dan Sabtu pagi.

Catatan ini dibuat bukan untuk menciptakan generasi Koas "Pato", tapi untuk untuk membantu supaya bisa mensiasatinya tapi tetap di jalur yang benar dan diridhai konsulen ya guys.

Untuk mendapatkan catatan ini silahkan email ke : abdihilap@googlemail.com. Terimakasih.

Selasa, 15 April 2014

BERBURU KULINER BANDUNG PART.I

Bandung, kota yang merupakan pusat provinsi Jawa Barat ini banyak sekali menyuguhkan kelebihan, baik dari segi panorama alam, fashion maupun kulinernya. Kali ini saya akan mengajak untuk berburu kuliner enak dengan harga terjangkau di kota Bandung ini.

Awalnya saya sempat searching dulu di google mengenai tempat makan yang direkomendasikan dari segi rasa maupun harga, tertuju pada satu tempat di jalan pasteur yaitu Saung Kabayan. Letaknya di Jl. Dr. Djunjunan No.107 (Jalan Pasteur), kira-kira 500 meter sebelum Bandung Trade Center kalau dari arah jalan layang surapati.

Tempat parkirnya mungkin terasa sempit, cuma muat sekitar 10 mobil, namun tempat makannya cukup luas terdiri dari tiga lantai, posisi makannya pun bisa milih yaitu duduk dan lesehan di lantai dua. Pelayananannya menurut saya cukup cepat, artinya perut tidak sampai berontak gara-gara nungguin datangnya makanan.








Sumber Foto : abdihilap Photo

Senin, 14 April 2014

RENCANAKAN DANA MASA DEPAN


Beberapa waktu lalu, ketika saya pergi ke Bank BRI untuk mencetak transaksi keuangan di buku tabungan, terdapat sebuah stand banner Britama Rencana yang berisi tentang informasi dana masa depan yang cukup menarik. Saya coba tanyakan ke bagian customer service tentang pendaftarannya. 

Untuk membuka Britama Rencana ini cukup dengan KTP dan Buku Tabungan (dan tentunya ada uangnya), nanti akan dipotong secara otomatis dari rekening tiap bulan sesuai keinginan dari kita sendiri. Mungkin kalau niat menabung dengan sengaja ujung-ujungnya sering malas, namun ketika kita menabung langsung dari tabungan yang terpotong secara otomatis rasanya tidak terlalu menyita waktu dan tiba-tiba saja beberapa tahun ke depan uang yang kita kumpulkan jumlahnya sudah besar.

Menurut customer service, yang penting usia kita lebih dari 17 tahun dengan minimal setoran Rp.100.000/bulan dan boleh tambah kelipatan Rp.50.000 misalnya Rp.150.000/bulan. Jangka waktunya pun terserah kita, mulai dari 1 tahun sampai 20 tahun. Berminat ?

Sumber foto : Abdihilap Photo


Selasa, 08 April 2014

BIAYA KULIAH UIN JAKARTA

Biaya kuliah program strata S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 adalah sebagai berikut :

BIAYA KULIAH PROGRAM S1

UIN JAKARTA




Jumat, 04 April 2014

SYIRIK

Syirik adalah tindakan yang menyekutukan Allah SWT, sedang pelakunya disebut musyrik. Seperti dalam ayat:

“Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. ( Al-Qashash ( 28) ; 88.

Tindakan syirik hanya terjadi pada orang-orang yang tidak mampu mengendalikan nafsu jahatnya, karena memang sesungguhnya nafsu jahat itu lebih suka menyembah produk imajinasinya sendiri.

Ada 4 jenis syirik, yaitu :
11. Syirk-ul-ilm, yaitu syirik yang terjadi dikalangan ilmuwan. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah SWT.
22. Syirk-ut-Tassaruf, yaitu syirik yang disadari atau tidak oleh pelakunya, menentang Allah SWT. mereka percaya adanya perantara bagi Allah SWT. contohnya percaya pada patung, jimat, dll.
33. Syirk-ul-ibadah, yaitu syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari pengalaman lahiriah.
44. Syirk-ul’Adah, yaitu kepercayaan terhadap takhayul. Sebagai contoh percaya angka 13 itu angka jelek sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut.

Sebagian besar surat Al – Quran isinya melarang manusia untuk menduakan Allah SWT. Allah SWT sangat murka kepada hambanya yang mempersekutukannya, dan tidak ada ampunan bagi orang-orang yang mempersekutukannya maka Allah SWT mengharamkan surga untuknya, dan tidak ada satupun dari hamba Allah SWT  yang dapat menolongnya.  Seperti disebutkan dalam QS. Al – maidah ayat 72 yang artinya:
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
       
Sebagai contoh yang termasuk kategori syirik adalah setiap perbuatan yang dapat merusak keimanan,  misalnya, pada suatu hari ada seorang manusia yang beriman yang akhirnya menjadi musyrik, karena orang tersebut sedang diuji oleh Allah dengan penyakit yang tak kunjung sembuh. Orang tersebut berikhtiar dengan berobat ke dokter,dan setiap detiknya selalu  berdoa kepada Allah SWT dan berharap mendapatkan kesembuhan. Kemudian orang tersebut mulai berputus asa akan penyakit yang tak kunjung sembuh. Dan mulai berprasangka buruk kepada Allah SWT karena tidak pernah mengabulkan doanya. Seharusnya dalam menghadapi musibah biasakanlah untuk selalu berpikir positif karena Allah Maha Penyayang, tidaklah mungkin Ia menganiayai hamba-Nya. Adapun sakit dan pedih itu adalah semata-mata tangga untuk menuju bahagia. Akhirnya orang tersebut mulai beralih berobat pada dukun yang beraliran sesat. Dukun tersebut mengaku berteman dengan jin selain itu juga mengagungkan benda-benda pusaka yang dimilikinya sebagai pelindung dan pemberi kesembuhan, sehingga orang tersebut lupa kalau maha pelindung dan  penyembuh itu adalah Allah SWT. seperti dalam ayat :

       “ Perumpamaan orang – orang yang mengambil pelindung – pelindung selain Allah adalah seperti laba – laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah itu ialah rumah laba – laba kalau mereka mengetahui” Al – Ankabuut (29):41

Kunci agar dapat berserah diri kepada Allah yaitu kita harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, kemudian serahkan ketentuan hasilnya kepada-Nya. Apapun hasil yang diperoleh dari usaha kita itu, yakinlah bahwa itu merupakan yang terbaik atau yang paling sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, yaitu sejalan dengan permintaan  kita pada setiap shalat.


Created by : Adinda Pramitra Permatasari, materi ini disampaikan ketika modul dokter muslim di FK UIN Jakarta 

Referensi :
·         Al – Quran
·         Bahan Renungan kalbu Penghantar mencapai Pencerahan Jiwa, Ir. Permadi Alibasyah, Yayasan Mutiara Tauhid Jakarta. 2004.
·         Buku Pintar Agama Islam, Syamsul Rijal Hamid, Penebar Salam. 1999.

Senin, 31 Maret 2014

BAHAYA SIFAT PELIT (BAKHIL)

Bakhil (Pelit) adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga tidak mau bersedekah. Harta seolah-olah sudah menjadi tolak ukur tinggi dan rendahnya status sosial seseorang di masyarakat. Sehingga tidaklah mengherankan jika kemudian harta menjadi buruan yang senantiasa diintai oleh para pemburunya. Bahkan bagi beberapa orang ada yang bersedia melakukan apapun, untuk bisa mendapatkan harta buruannya, walaupun dengan menghalalkan segala cara. Setelah mendapatkannya, sebagian dari kita, ada yang merasa berat untuk mengeluarkan sebahagian dari harta mereka untuk disedekahkan. Padahal dalam rezeki yang mereka dapatkan, ada hak bagi anak yatim dan kaum dhuafa.

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a berkata : "Orang yang bakhil atau kikir tidak bisa terlepas dari salah satu tujuh perkara berikut:

1. Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah.
2.    Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu.
3.    Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya.
4. Muncul ide pada dirinya untuk mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes.
5. Dia ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar, mengalami pencurian, dan sebagainya.
6.    Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat.
7.    Dia menyimpan hartanya di sebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingga hartanya hilang”

Sumber : Nashaihul Ibad - Imam Nawawi Al Bantani

Penyakit bakhil dan tamak adalah dua sisi dari sebuah mata uang. Seorang yang terkena penyakit bakhil sudah pasti terkena juga penyakit sampingannya yaitu tamak, loba, serakah, maruk,dll. Sebaliknya sorang yang terkena penyakit tamak sudah pasti terkena juga penyakit sampingannya yaitu bakhil, kikir, pelit, medit,dll. Penyakit tersebut biasanya komplikasi dengan penyakit sombong, ujub, riya dan takabur.
Rasulullah SAW. pernah bersabda,
                     
"Orang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut, dia tidak bershalawat kepadaku"  

Hadits shahih: diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3546), Imam Ahmad (no. 1736)
Beberapa ulama menyatakan bahwa orang paling bakhil adalah orang yang tak mau bershalawat. Mengucapkan shalawat adalah sesuatu yang mudah, tak perlu keluar materi sedikitpun, namun kenapa masih ada yang enggan melakukannya. Bahkan ada segelintir golongan yang membenci shalawat dan bahkan mencap sebagai bid'ah. Padahal jangankan kita manusia, menurut al Qur’an, Allah dan malaikatpun membaca salawat kepada Nabi
sehingga orang beriman juga diperintahkan untuk bersalawat dan salam kepadanya;
    
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS. Al-Ahzab:56)

Saya merenungkan tentang banyaknya bencana yang melanda negri kita. Dengan membaca sabda Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. diatas. mungkinkah banyaknya bencana tersebut adalah karena semakin banyaknya orang tamak dan bakhil di negri ini? Yang sedemikian bakhilnya sampai-sampai bershalawat pun merasa enggan? Jika demikian marilah kita perbanyak sedekah dan jika secara materi kita belum mampu marilah kita perbanyak shalawat agar tidak terkena penyakit bakhil dan mudah-mudahan karenanya kita terhindar dari kerugian yang disabdakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. tersebut

"Allahumma salli ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihi wasahbihi ajma’iin"

            Aib seseorang terlihat dari kebakhilannya. Sedangkan, yang bisa menutup aib dari pandangan manusia adalah sikap kedermawanan. Karena itu, berselimutlah kain kedermawanan karena semua aib itu penutupnya adalah sifat dermawan. Jika tak sanggup bersedekah dengan harta, masih ada sedekah bentuk lain, yakni ucapan yang baik. Bila tak mampu menyenangkan manusia dengan harta, buatlah mereka senang dengan penampilan wajah kita yang berseri dan budi pekerti yang baik. Menghormati, menghargai, dan memuliakan sesama dengan cara mengucapkan kata-kata yang santun, wajah berseri, dan sikap sopan merupakan bagian kedermawanan. Hal inilah yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang dokter muslim, karena kedermawanan meliputi makna-makna kewibawaan, memberi bantuan, kecerdasan hati, ringan tangan, menolong orang kesusahan, membantu yang terasing, membantu tetangga, dan segala kegiatan yang bernilai kebaikan dan kebajikan.

Ali bin Abi Thalib mengatakan, ''Jika dunia mendatangimu, sedekahkanlah karena yang kau sedekahkan itu tidak akan habis.'' Ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW, ''Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.'' (HR Muslim).

Hal yang sangat penting untuk diketahui setiap muslim ialah bahwa harta yang dimiliki dalam bentuk apapun yang ada di sekitarnya adalah milik Allah SWT. Tidaklah dia mendapatkan harta dan semua yang menjadi miliknya kecuali dengan izin Allah, manusia tidaklah berkuasa sepenuhnya pada harta tersebut. Status harta itu hanya amanah atau titipan dari Allah saja.
Agar kita terhindar dari sifat kikir para ulama telah memberikan solusi. Di antaranya dengan banyak bersedekah dan berinfak, memikirkan tentang kehinaan dan kerendahan harta di sisi Allah, memikirkan balasan yang besar di sisi Allah, memahami hakekat keberadaan harta yang ada di sekitarnya,banyak bergaul dengan orang-orang shaleh dan menjauhi orang-orang yang mempunyai sifat bakhil.
Setelah kita semua mengetahui keutaman sedekah dan akibat buruk yang akan kita dapatkan jika kita menjadi orang yang bakhil, mulai sekarang ini, marilah kita berusaha semaksimal mungkin, untuk bersedekah/ berinfak, secara rutin dan menjauhi sifat bakhil (pelit).

Created by : Adelita Tri Rahmawati, materi ini disampaikan ketika modul dokter muslim di FK UIN Jakarta

Daftar Pustaka

1.    Alqur’an dan terjemahannya (QS. Al-Ahzab:56)
2.    Hadits shahih: diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3546), Imam Ahmad (no. 1736)

Jumat, 28 Maret 2014

BAHAYA BERBUAT MAKSIAT

Maksiat dari segi bahasa bermakna durhaka dan maksiat dari segi istilah adalah perbuatan yang membawa dosa yaitu yang bertentangan dengan akidah, syariat dan ajaran Islam termasuk dengan melakukan larangan Allah dan Rasul atau meninggalkan perintah Allah dan Rasulnya, dengan kata lain melakukan yang haram dan meninggalkan yang wajib.
Dalam surat An Nisa ayat 123, Allah SWT telah memperingati mengenai maksiat ini:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang melakukan kejahatan (maksiat dan dosa), niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.”
Ada beberapa jenis maksiat, seperti maksiat kepada Allah dan Rasul yaitu meninggalkan perintahNya dan melakukan laranganNya. Maksiat terhadap mahluk yaitu maksiat terhadap manusia, maksiat terhadap hewan, alam sekitar, dan maksiat terhadap harta. Maksiat dalam bentuk apa pun baik itu kepada Allah dan Rasulnya, kepada manusia dan mahluk dapat merusakkan agama, iman, akhlak, kemuliaan diri dan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat, negara, dan umat.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Al jawabu Al Kaafi Liman Sa’ala ‘An Ad Dawa’ As Syaafi menjabarkan betapa banyaknya bahaya-bahaya dari perbuatan maksiat, diantaranya:
Pertama, diharamkan memperoleh ilmu. Seperti penjelasan guru Imam Syafi’i ketika Imam Syafi’i mengeluh mengenai kesulitannya dalam menghapal, bahwasannya ilmu adalah kemuliaan dan hal ini tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
Kedua, diharamkannya mendapat rezeki. Dimana Rasulullah SAW bersabda bahwa seorang hamba diharamkan dari rezeki akibat maksiat yang ia kerjakan.
Ketiga, terasingkannya si pelaku maksiat dengan orang-orang disekitarnya terutama yang melakukan kebajikan, bagaikan minyak dan air.
Keempat, orang yang sering melakukan maksiat dan dosa, hidupnya akan mendapatkan kesulitan untuk segala hal karena tidak diberikan petunjuk oleh Allah SWT. Kebalikan dengan mereka yang bertaqwa akan dimudahkan oleh Allah dalam segala urusannya.
Kelima, perbuatan maksiat dan dosa itu, juga akan melemahkan kekuatan hati, tidak memiliki motivasi yang kuat dalam menjalani hidup.
Keenam, orang-orang yang hobinya berbuat maksiat, memperpendek umurnya. Orang-orang yang suka bermabuk-mabukkan, berzina, dan melakukan segala bentuk perbuatan maksiat, akan membuka pintu penyakit seluas-luasnya terhadap tubuhnya yang seharusnya hal tersebut dapat dihindari dengan menjauhi maksiat.
Ketujuh, dirinya akan selalu ingkar terhadap Allah, karena kemaksiatan itu akan membelenggu kehidupan si pelakunya.
Kedelapan, hati seseorang yang sering melakukan maksiat akan merasa tidak nyaman dan asing. “Jika kamu menemukan keterasingan dalam dirinya karena perbuatan dosa, maka segeralah tinggalkan dan jauhi dosa dan maksiat. Tak ada hati merasa tenteram dengan perbuatan dosa,” begitulah perkataan ahli makrifat.
Kesembilan, kemaksiatan dan dosa menciptakan kegelapan di hati, sedangkan kebaikan merupakan cahaya. Gelapnya hati seseorang berbanding lurus dengan kemaksiatan yang dia lakukan.

Ketika seseorang tidak terbiasa melakukan maksiat, maka akan ada rasa takut kepada Allah. Namun ketika sering melakukan maksiat, maka rasa takut itu pun hilang. Bukan berarti bahwa seseorang yang memang sudah tidak takut lagi kepada Allah ketika berbuat maksiat maka Allah telah menutup pintu rahmat atasnya. Bukan. Allah SWT bisa jadi membalikkan khusnul khotimah nanti di ujungnya, sebagaimana kisah pembunuh yang membunuh 100 orang yang kemudian masuk surga, Allah balikkan hatinya. Tadinya mungkin pertama kedua membunuh dia akan menyesal. Kemudian menjadi ketagihan. Tidak ditutup pintu rahmat bagi seseorang seberapa besar pun dosanya. 
Diriwayatkan oleh At Tarmizi, Rasulullah SAW bercerita bahwa syaitan ketika dia menggoda kita, kemudian kita tidak melawannya, kita kalah, akhirnya kita melakukan maksiat mulai tercipta 1 titik hitam di hati kita. Maksiat lagi 1 titik hitam. Maksiat lagi 1 titik hitam. Ketika taubat maka noda hitam ini tercungkil. Seseorang tidak taubat-taubat sehingga hitam pun menjadi dominan pada hatinya. Pada kondisi demikian, dia tidak perlu lagi digoda syaitan untuk melakukan maksiat.
 Maka musuh abadi manusia ada tiga. 1) Syaitanul jin, syaitan dari golongan jin. 2) Syaitanul ins, syaitan dari golongan manusia, menyeru mengajak mefasilitasi maksiat kemungkaran, menyeru kepada kesesesatan. 3) Annafsul ammaarah bis suu’, jiwa yang memerintahkan kepada keburukan. Ini tiga musuh manusia, abadi. Yang pertama dan kedua tadi ‘Al-lazi yuwaswisu fii suduurin naas minal jinnati wan naas.’ Yang ketiga itu yang dimana jiwa-jiwa buruk yang telah terbentuk sehingga jiwanya sendiri yang memerintahkan kepada keburukan. Tidak perlu lagi digoda oleh syaitan.
Jadi bagaimana? Minta kekuatan hati sama Allah. Kemudian dekatkan diri kepada Allah, dengan itu kita akan lebih memberikan jatah Allah dan malaikat lebih berdominan di dalam hati kita, dengan menjadikan sebab-sebabnya: tuntut ilmu, menghadiri kajian ilmu, ibadah yang benar, sempurnakan yang wajib, tambahkan yang sunnah, demikian sehingga mendapatkan siraman rohani, dan lain-lain. Ini memenangkan peranan kebaikan pada hati kita dan menekan peran keburukan pada diri kita. Kita bukan nabi SAW yang dibelah dadanya dibuang jatah syaitan, kita manusia yang di hati terjadi peperangan. Pada akhirnya, mau tidak mau kuatkan peran pasukan kebaikan.
Oleh karena itu senantiasa kita berdoa kepada Allah untuk berlindung dari perbuatan buruk.
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari berbagai kemunkaran akhlak, hawa nafsu, amal perbuatan, dan segala macam penyakit.” (HR. Al-Hakim I/532 dan dia mengatakan: Hadits tersebut shahih dengan syarat Muslim)
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari keburukan apa yang belum aku kerjakan.” (HR. Muslim)


Created by : Abe Umaro, materi ini disampaikan ketika modul dokter muslim di FK UIN Jakarta

Referensi
Al-Qur’an dan Hadits
Jauhi Maksiat Karena Menghancurkan Kehidupan. Nasihat Ulama: Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/mashadi-jauhi-maksiat-karena-menghancurkan-kehidupan.htm#.Uu67JT2Sy3c. [Diakses tgl 2 Februari 2014, 11.50 WIB]
Muzakarrah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Malaysia. Maksiat dari Perspetif Islam. http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/maksiat-dari-perspektif-islam. [Diakses tgl 2 Februari 2014, 21.00 WIB]
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Do’a dan Wirid, Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah. Bogor: Pustaka Imam Asy Syafi’i. 2007.