Pages

Kamis, 02 Februari 2012

CERPEN "SATU SURAT SATU PERTEMUAN" ( SESSION I I )

Tuhan, terimaksih untuk setiap nafas, setiap detak jantung dan denyut nadi yang tlah Kau berikan. Terimakasih untuk hidup dan kehidupan yang telah Kau bentangkan, teimakasih untuk cinta dan indahnya bunga ketulusan yang telah Kau semaikan....

Hari ini aku menyadari bahwa setelah gelap yang paling pekat, malam pun akan menjemput pagi. Hari ini aku memahami bahwa perjalanan sejauh apapun akan tercapai jika aku melangkakan kakiku. Hari ini aku mengerti bahwa cinta tak pernah hilang dari kehidupan, hanya saja ia terkadang belum tertemukan.

Ada saanya ketika kau menatapku penuh keraguan, dan seakan menanyakan kesungguhan hati dengan tatapan. Namun aku tak bisa menjawabnya. Kalau kau melihatku dengan senyuman dan kau melihat wajahku penuh kebahagiaan, maka yakinlah bahwa itu bagian dari perjalaanan keindahan dimana aku ingin terus mengagumimu...bersamamu.


Dari awal, aku takut jika aku mencintaimu karena kecantikan semata...hingga aku membutuhkan waktu hingga berhari-hari untuk merenungkan hal itu. Sampai kemudian, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan kemudian, saat-saat ketika perasaan itu mulai hadir dalam hatiku yang terdalam, aku mulai menimbang-nimbang. Perasaaan apa ini ?

Waktu itu, aku sudah mengatakan kepada hatiku jika aku semata-mata mencintaimu hanya karena kecantikan, maka aku akan menepiskan rasa cinta ini... karena aku tau berapa waktu usia sebuah kecantikan. Aku tidak mau menjadi pemuja fisik yang tak abadi dan kekal. Kau memang sangat-sangat cantik, namun jauh-jauh hari hari aku sudah menyadari bahwa akan tiba suatu saat dimana kecantikan akan sirna dari diri mu. Karena itu aku takut jika aku mencintai hanya karena dasar kecantikan semata. 

Akhirnya ketika aku mendapati cintaku kepadamu adalah cinta yang tak memilki alasan lain selain cinta iti sendiri, aku pun memberanikan diri untuk membawa dan menyampaikan cinta itu.

Aku mencintaimu seutuhnya dirimu, aku mencintai apa adanya dari mu. Kalau kamu bertanya mengapa kau mencintaimu, sungguh, mungkin aku ga bisa menjawabnya, karena terlalu banyak jawaban. Semua yang ada pada dirimu begitu kusukai, begitu kucintai dan meskipun aku menulis berjuta-juta kata., semuanya tak akan pernah mungkin mampu untuk menjelaskannya. Kamu terlalu besar untuk kutuliskan dan terlalu indah untuk kutuliskan. Kamu adalah hadiah keindahan alam, makhluk mempesona yang senagaja diturunkan dari surga, dan aku mencintaimu...bahkan sebelum aku tau jawaban mengapa aku mencintaimu...

Setiap malam, sebelum tidur, ketika bangun, mau berangkat kuliah atau terakadang ketika praktikum anatomi, aku terkadang memikirkan bebrapa hal mengapa aku mencintaimu. Karena bagaimanapun juga, toh aku harus tau jawaban tentang itu.

Kelak, jika Tuhan memperkenankan, ketika telah memiliki anak-anak, mungkin saja diantara mereka ada yang bertanya ; “ Ayah, mengapa ayah bisa jatuh cinta sama Ibu ?” Masa aku Cuma tersenyum sambil berkata ;” Nak, ayah lagi ada pasien dulu ya..”
Seperti pernah kudengar dari seorang guru sastraku, suatu hari seorang gadis bertanya kepada pacarnya : Kenapa kamu menyukaiku ? Kenapa kamu mencintaiku ? Ia menjawab : Aku tidak bisa memberitahu alasannya, tapi aku benar-benar mencintaimu.
Gadis (G): Kamu bahkan tidak bisa memberitahu alasannya, bagaimana kamu bisa mengatakan kalau kamu menyukaiku?
Pemuda (P) : Aku benar-benar tidak tahu alasannya, tapi aku bisa membuktikannya padamu.
G : Bukti? Tidak! Aku mau kamu memberitahukan alasannya. Pacar temanku bisa memberitahukannya kenapa ia mencintainya, tapi kamu tidak!
P : Ok, Ok, Hhhmmmm, Karena kamu cantik, Karena suaramu yang manis, Karena kamu penyayang, Karena kamu perhatian,Karena senyumanmu,Karena setiap gerakanmu.
Si gadis pun merasa puas dengan jawabannya.
Sayangnya, beberapa hari kemudian, si gadis mengalami kecelakaan dan mengalami koma. Si Pemuda lalu menempatkan sebuah surat di sampingnya, dan inilah isinya :
Sayang, karena suaramu yang manis aku mencintaimu. Sekarang, bisakah kamu bicara ? Tidak ! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Karena perhatian dan kasih sayangmu aku menyukaimu. Sekarang kamu tidak bisa menunjukkannya padaku. Karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Karena senyummu, karena setiap gerakanmu aku mencintaimu. Sekarang bisakah kau tersenyum? Bisakah kamu bergerak? Tidak! Karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Jika cinta membutuhkan alasan, seperti sekarang ini, tidak ada alasan lagi untuk mencintaimu.
Apakah cinta butuh alasan?
Tidak! Oleh karena itu, aku masih mencintaimu dan cinta tidak membutuhkan alasan.

Telah kutanyakan pada Tuhan tentang banyak rencana, sudah kuteriakan pertnyaan demi pertanyaan yang tak kunjung terjawab...dan lalu Tuhan menjawab semuanya dalam mimpi-mimpi berkabut. Istikharah-ku terjawab.

Kau telah menyadarkanku tentang betapa berartinya dirimu bagiku, betapa besarnya artimu bagi hidupku, dan ketika kesadaran itu datang, semuanya terlambat. Kau telah meninggalkanku, tanpa kesempatan, tanpa waktu, tanpa pintu yang sedikit pun terbuka. Aku memang terlambat menyadari bahwa kepedihan yang paling sedih adalah saat kau pergi meninggalakan cinta ini hampir setengah tahun yang lalu.

Slama ini, kurang lebih lima bulan aku mencoba mengenalkan diriku seutuhnya, dan selama waktu itu pula aku selalu berharap bahwa engkau akan mencoba memahamiku. Dan aku mungkin sadar, cinta yang benar-benar tulus ini mungkin bertepuk sebelah tangan hingga kau sendiri pun terlalu susah untuk menjawabnya. Dan aku paham semua alasan yang telah kau ucapkan sebelumnya. Aku memang terlambat untuk semuanya.

Aku berharap suatu hari nanti, kau akan membukakan pintu hati meski hanya sedikit. Karena dengan hal yang sedikit itu, aku masih bisa mengagumimu seutuhnya. Dan jika tidak...aku slalu menjadi orang yang pertama paham semua keputusanmu....mungkin Tuhan berkehendak lain. Namun bukan berarti persahabatan dan impian kita menjadi sirna. Jika kau tlah menemukan cinta yang tulus dan penuh kebahagiaan, maka aku akan jadi orang yang pertama yang bahagia, aku slalu rela melakukan apapun untukmu . Jika kau melihatku suatu hari nanti, dimana pun dan kapan pun, katakanlah dihatimu “Dia adalah orang yang tak pernah berhenti mencintaiku”.

Tak ada yang berubah dengan semua sikapku sama kau setelah menulis suart inii, aku masih slalu menyimpan persaaan sayang yang tulus. Mungkin aku menghubungi mu tidak akan terlalu sering, tidak akan setiap hari, tapi bukan berarti aku berusaha untuk menjauh dan lari sebagai seorang pengecut. Aku ingin seperti Arai di Sang Pemimpi, meskipun bertahun-tahun cintanya terus di tolak oleh Zakia Nurmala, ia tidak berhenti untuk terus mencintainya. ..

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar