"......Tidak sebatas nonton, tapi dapet ilmu juga...
Hari Rabu kemarin, tepatnya tanggal 12 Januari 2012 Standing Committee of Medical Education (SCOME) CIMSA Lokal UIN Jakarta mengadakan suatu kegiatan Medical Movie yang mengangkat suatu kisah mengenai gangguan psikiatri dari serial drama dr. HOUSE M.D. Kegiatan ini sendiri tidak hanya dikhususkan untuk pendidikan dokter saja, tetapi juga untuk program studi keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat.
Ini adalah kali pertamanya Scome lokal UIN mengadakan medical movie setelah sebelumnya sukses dengan kegiatan Farmako Club ( Kumpulan para pecinta dunia perobatan) dan Breaking The Silent (Kegiatan memahami bahasa isyarat). Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan minat para pecinta film di kalangan mahasiswa untuk menyempatkan hadir. Acara dibuka langsung oleh ketua pelaksana (Karlina, 2010) dan LOCO CIMSA UIN Jakarta (M.Ibnu Imadudin, 2009).
(Tampak antusias peserta mengikuti kegiatan)
Seperti kita ketahui, Dr. Gregory House (Hugh Laurie) adalah chief dari Department of Diagnostic Medicine di Princeton-Plainsboro Teaching Hospital. Ia memiliki tiga doktor muda yang menjadi anak buahnya, yaitu Dr. Eric Foreman (Omar Epps), Dr. Allison Cameroon (Jennifer Morrison) dan Dr. Robert Chase (Jesse Spencer). Tingkah laku House yang nyentrik dan terkadang sikapnya yang aneh tidak hanya sering membuat susah tiga anak buahnya, tapi juga sering membawa masalah bagi atasannya, Dr. Lisa Cuddy (Lisa Edelstein).
Metode House dalam mendiagnosa pasiennya membuat saya terkagum karena begitu menarik dan teliti, bahkan terkadang cenderung menabrak semua aturan medis yang ada. Bahkan terkadang, menyelinap ke rumah orang atau melanggar hukum merupakan hal yang biasa bagi House untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius pasien.
Kenapa misterius ? karena jangan harap House mau menangani penyakit-penyakit biasa yang umum terjadi. Penyakit dengan sindrom-sindrom aneh adalah hal yang bisa membuat House tertarik untuk menanganinya, dan pada kasus-kasus inilah muncul keputusan House yang kontroversial tapi ujung-ujungnya brilyan. Dan ini jadi alasan mengapa ia tetap menjadi salah satu dokter yang tak tergantikan di Princeton-Plainsboro.
(Panitia tampak sedang menjelaskan analisa filmnya)
Tidak hanya sebatas menonton, Scome juga berusaha menganalisis film berdasarkan keilmuan di dunia kedokteran. Mulai dari gejala-gejala yang terdapat di seorang pasien, sampai ke sikap dan etika yang harus dilakukan terhadap pasien dengan gangguan kejiwaan tidak luput diperbincangkan. (Terimaksih untuk Fikrifar Riz dari CIMSA Nasional yang banyak membantu).
Salam abdihilap...!